Di dalam Al
Qur’annya yang suci, melalui perantara malaikat-Nya yang mulia, dan
disampaikan oleh nabi-Nya yang agung, Allah swt berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
تُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ تَوۡبَةً۬ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن
يُكَفِّرَ عَنكُمۡ سَيِّـَٔاتِكُمۡ وَيُدۡخِلَڪُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن
تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ يَوۡمَ لَا
يُخۡزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُ ۥۖ نُورُهُمۡ يَسۡعَىٰ بَيۡنَ أَيۡدِيہِمۡ
وَبِأَيۡمَـٰنِہِمۡ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتۡمِمۡ لَنَا نُورَنَا وَٱغۡفِرۡ
لَنَآۖ إِنَّكَ عَلَىٰ ڪُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬
“Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi
dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar
di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya
Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami;
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Surat At Tahrim
ayat 8)
Para da’i dan muballigh sering
menyampaikan bahwa minimal ada tiga syarat taubat kita akan diterima
oleh Alloh swt, yaitu
(1) beristigfar atau mohon ampun sesaat setelah
melakukan perbuatan ‘salah’ itu,
(2) berjanji untuk tidak mengulangi
lagi perbuatan ‘salah’ itu,
(3) mengganti perbuatan yang ‘salah’ itu
dengan perbuatan-perbuatan baik lainnya.
Itulah mungkin syarat minimal
taubat kita diterima oleh Allah swt. Para da’i dan muballigh tidak
henti-hentinya menyampaikan itu, tapi kenyataannya bagaimana?? Apakah
sudah sesuai dengan syarat itu?? Hanya Allah dan diri kita yang tahu.
Kerana terkadang orang memandang kita terlalu ‘lebih’, memberikan
penilaian yang tidak sesuai dengan keadaan aslinya. Kerana memang
manusia tidak ada yang tidak pernah berbuat salah, kecuali Nabi yang maksum
dari perbuatan dosa.
Karana sifat lahiriah itulah, maka setiap manusia
pernah bertaubat, dan Allah swt dan dirinya yang mengetahui kualitas
taubatnya itu.
Namun yang terjadi dari kebanyakan diri
manusia, kerana sifat lahiriah yang mereka miliki itu, terkadang mereka
tidak sadar bahwa mereka sering ‘bermain’ dengan Tuhannya melalui
perantara taubat itu. Betapa tidak, dalam ‘syarat’ taubat terdapat
‘perjanjian’ untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat/kesalahan yang
pernah dilakukan dan dilakukan taubat atas itu. ‘perjanjian’ yang ada
dalam taubat ini yang sering ‘dipermainkan’ oleh kebanyakan manusia
secara sadar ataupun tidak sadar. Saat kesalahan itu tiba, taubat itu
pun kembali terjadi, dan ‘janji’ itupun kembali terucap. Tidak ada yang
salah dengan itu, tetapi manakala ‘perjanjian’ itu kita ingkari dengan
kembali berbuat kemaksiatan/kesalahan yang sama, apalagi dalam rentang
waktu yang tidak lama, maka apakah pantas kita sebut diri kita itu
sebagai manusia yang taat atas ‘perjanjian’ dalam taubat kita? Kerana
itulah, kenapa saya menyebut kita sering ‘bermain’ dengan Tuhan melalui
taubat. Maksiat terjadi, taubat mengiringi, maksiat terulangi, taubat
menemani, begitulah seterusnya.
Disisi lain, seperti yang sudah disebut
di atas, kita menyadari bahwa manusia memang tempat khilaf dan salah.
Manusia akan selalui diiringi dengan niatan-niatan untuk berbuat
maksiat, dan mengulangi perbuatan maksiat itu. Tapi apakah pantas kita
‘bermain’ dengan Tuhan kita melalui kata taubat itu? Semoga saja Tuhan
kita, Allah swt yang maha agung, maha pengampun, maha pengasih dan
penyayang menganggap kita tidak ‘bermain’ dengan taubat itu.
لَّذِينَ يَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ وَمَنۡ
حَوۡلَهُ ۥ يُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّہِمۡ وَيُؤۡمِنُونَ بِهِۦ
وَيَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ رَبَّنَا وَسِعۡتَ ڪُلَّ شَىۡءٍ۬
رَّحۡمَةً۬ وَعِلۡمً۬ا فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِينَ تَابُواْ وَٱتَّبَعُواْ
سَبِيلَكَ وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ
(malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy
dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan
mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang
beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan Kami, rahmat dan ilmu Engkau
meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang
bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan
neraka yang menyala-nyala. (Surat Al Mu’min ayat 7)
Ya Robb, yang dapat membolak-balikkan hati manusiaKami mohon ampunan-Mu setiap saat
Kami sadar, kami manusia dhoif dan berselimut dosa
Kami sadar, kami manusia yang penuh dengan kelemahan
Tutupilah aib-aib yang kami miliki dihadapan manusia
Karena jikalau setiap manusia tahu aib kami, maka kehinaanlah bagi kami
Ya Robb, bimbinglah hati kami menuju redhamu
Tunjukilah kami selalu jalan yang lurus
Tambahkanlah ilmu dan kuatkan pemahaman kami
Jagalah kami dari perbuatan dosa yang senantiasa membayangi kami
Ya Robb, terima dan peliharalah taubat kami
Jadikanlah taubat kami taubataan nasuhaa
Taubat yang senantiasa engkau terima
Amin…
Alhamdulillahirobbil ‘alamin…
No comments:
Post a Comment